Pengertian Titrasi Iodimetri
Iodimetri merupakan suatu metode titrasi iodometri secara langsung yang mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Sistem redoks iodin (triiodida)- iodida yaitu mempunyai potensial standar sebesar + 0,54 V. Karena itu iodin adalah sebuah agen pengoksidasi yang jauh lebih lemah daripada kalium permanganat, senyawa serium (IV) dan kalium dikromat. Dalam titrasi iodimetri, iodin dipergunakan sebagai sebuah agen pengoksidasi, namun dapat dikatakan bahwa hanya sedikit saja substansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksi yang dititrasi langsung dengan iodin.
Iodimetri merupakan suatu metode titrasi iodometri secara langsung yang mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Sistem redoks iodin (triiodida)- iodida yaitu mempunyai potensial standar sebesar + 0,54 V. Karena itu iodin adalah sebuah agen pengoksidasi yang jauh lebih lemah daripada kalium permanganat, senyawa serium (IV) dan kalium dikromat. Dalam titrasi iodimetri, iodin dipergunakan sebagai sebuah agen pengoksidasi, namun dapat dikatakan bahwa hanya sedikit saja substansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksi yang dititrasi langsung dengan iodin.
Dalam bidang farmasi metode ini digunakan untuk menentukan kadar zat-zat yang mengandung oksidator, misalnya Cl2, Fe(III), Cu(II) dan sebagainya. Sehingga mengetahui kadar suatu zat berarti mengetahui mutu dan kualitasnya. (Nurirjawati El Ruri, 2012)
Iodimetri adalah oksidasi kuantitatif dari senyawa pereduksi dengan menggunakan iodium. Iodimetri ini terdiri dari 2, yaitu :
a. Iodimetri metode langsung, bahan pereduksi langsung dioksidasi dengan larutan baku Iodium. Contohnya pada penetapan kadar Asam Askorbat.
b. Iodimetri metode residual ( titrasi balik), bahan pereduksi dioksidasi dengan larutan baku iodium dalam jumlah berlebih, dan kelebihan iod akan dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat. Contohnya pada penetapan kadar Natrium Bisulfit.
Dalam titrasi iodimetri, iodin dipergunakan sebagai sebuah agen pengoksidasi, namun dapat dikatakan bahwa hanya sedikit saja substansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksi yang dititrasi langsung dengan iodin. Karena itu jumlah dari penentuan-penentuan iodimetrik adalah sedikit. Iodium merupakan oksidator yang relatif lemah.
Indikator Pada Titrasi Iodinetri
Indikator Pada Titrasi Iodinetri
Pada titrasi iodimetri ini dilakukan dalam keadaan netral atau dalam kisaran asam lemah sampai basa lemah. Pada pH tinggi (basa kuat) maka iodine dapat mengalami reaksi disproporsionasi menjadi hipoiodat.
Sedangkan pada keadaan asam kuat maka biasanya indikator yang digunakan adalah kanji/amilum. Indikator yang digunakan pada titrasi iodimetri dan iodometri adalah larutan kanji .Kanji atau pati disebut juga amilum yang terbagi menjadi dua yaitu: Amilosa (1,4) atau disebut b-Amilosa dan Amilopektin (1,4) ; (1,6) disebut a-Amilosa. Namun untuk indicator, lebih lazim digunakan larutan kanji, karena warna biru tua kompleks pati – iod berperan sebagai uji kepekaan terhadap iod. Kepekaan itu lebih besar dalam larutan sedikit asam daripada dalam larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida. Molekul iod diukat pada permukaan beta amilosa, suatu konstituen kanji. Indikator kanji yang dipakai adalah amilosa, karena jika dipakai amilopektin, maka akan membentuk kompleks kemerah-merahan (violet) dengan iodium, yang sulit dihilangkan warnanya karena rangkaiannya yang panjang dan bercabang dengan Mr= 50.000 – 1.000.000.
Keunggulan pada pemakaian kanji ini yaitu bahwa harganya murah, namun terdapat kelemahan-kelemahan yaitu sebagai berikut :
(i) bersifat tidak dapat larut dalam air dingin;
(ii) ketidak stabilan suspensinya dalam air;
(iii) dengan iod memberi suatu kompleks yang tak dapat larut dalam air, sehinggakanji tidak boleh ditambahkan terlalu dini dalam titrasi (karena itu, dalamtitrasiiod larutan kanji hendaknya tak ditambahkan sampai tepat sebelu mtitik akhir, ketika warna mulai memudar).
Beberapa reaksi penentuan denga iodimetri ditulis dalam reaksi berikut:
H2S + I2 -> S + 2I- + 2H+
SO32- + I2 + H2O -> SO42- + 2I- + 2H+
Sn2+ + I2 -> Sn4+ + 2I-
H2AsO3 + I2 + H2O -> HAsO42- + 2I- + 3H+
Perbedaan Iodometri & Iodimetri
Meski Iodometri dan Iodimetri memiliki beberapa persamaan dan juga merupakan termasuk kedalam metoda redoks tetapi keduanya memilki beberapa perbedaan diantaranya :
Peranan Iodimetri dalam bidang farmasi
Dalam Farmakope Indonesia, titrasi iodimetri digunakan untuk menetapkan kadar obat – obatan. Salah satu contohnya adalah untuk menetapkan kadar asam askorbat atau vitamin C, natrium askorbat, metampiron (antalgin), serta natrium tiosulfat dan sediaan injeksinya.
Kelebihan dan kekurangan Metode Iodimetri
Kelebihan :
1. Penitaran berlangsung lebih cepat karena titrat dan titran langsung bereaksi.
2. Penambahan kanji diawal titrasi.
3. Warna titik akhir lebih mudah teramati dari tidak berwarna menjadi biru.
Kekurangan :
1. Penitarnya mudah terurai oleh cahaya sehingga preparasi contoh harus dilakukan terlebih dahulu.
2. Pada saat titrasi dikhawatirkan kehilangan ion iod.
3. Dalam keadaan asam, larutan iod dapat dioksidasi oleh udara
Contoh Praktikum
Penetapan kadar asam askorbat dengan metode iodimetri menggunakan larutan standar:
1. isiapkan alat dan bahan
2. timbang 244 mg asam askorbat dengan 5adah -a5anporselin pasang buret ke stati
3. masukan Larutan ke dalam buret, lalu ditutup alumunium foil.
4. masukan asam askorbat yang sudah ditimbang ke dalamerlenmeyer
5. masukan 25 mL air bebas CO2 kedalam labu ukur
6. tambahkan asam sulfat sebanyak 10 mL.
7. titrasi dengan iodium 0,1 N.
8. tambahkan indikator kanji
9. amati perubahan yang terjadi dari warna bening ke biru
Prinsip Titrasi Iodimetri
Prinsip titrasi iodimetri yaitu berdasarkan penetapan kadar iodium dimana larutan baku sebagai reduksi dan zat uji sebagai oksidasi melalui reaksi redoks.
Daftar Pustaka
Basset.J etc. 1994.Buku Ajar Vogel, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Day RA. Jr dan Al Underwood.1992. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam.: Erlangga.Jakarta
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Penerbit UI. Jakarta.
Contoh Praktikum
Penetapan kadar asam askorbat dengan metode iodimetri menggunakan larutan standar:
1. isiapkan alat dan bahan
2. timbang 244 mg asam askorbat dengan 5adah -a5anporselin pasang buret ke stati
3. masukan Larutan ke dalam buret, lalu ditutup alumunium foil.
4. masukan asam askorbat yang sudah ditimbang ke dalamerlenmeyer
5. masukan 25 mL air bebas CO2 kedalam labu ukur
6. tambahkan asam sulfat sebanyak 10 mL.
7. titrasi dengan iodium 0,1 N.
8. tambahkan indikator kanji
9. amati perubahan yang terjadi dari warna bening ke biru
Prinsip Titrasi Iodimetri
Prinsip titrasi iodimetri yaitu berdasarkan penetapan kadar iodium dimana larutan baku sebagai reduksi dan zat uji sebagai oksidasi melalui reaksi redoks.
Daftar Pustaka
Basset.J etc. 1994.Buku Ajar Vogel, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Day RA. Jr dan Al Underwood.1992. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam.: Erlangga.Jakarta
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Penerbit UI. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar